Di kalangan pelajar atau mahasiswa,
mencontek, mengopek, copy paste, itu udah biasa. Bahkan dianggap wajar, tanpa
ada rasa bersalah ketika melakukannya. Lantas bagaimana hukum Islam menanggapi
hal yang dianggap ‘Wajar’ oleh kalangan berpendidikan ini??
Apasajakah tipe-tipe kecurangan
ketika ujian? Berikut ringkasannya :
- Mencontek
Mencontek
adalah kegiatan melihat lalu menyalin jawaban teman ke lembar jawaban pribadi.
Caranya beraneka ragam.
1. Mencontek
secara sembunyi-sembunyi
Dalam
kasus ini tersangka pencontekan diam-diam mengintip lembar jawaban dan si
korban yang dicontek tidak tahu bahwa ia sedang dicontek.
Ini
tuh sama dengan MENCURI. Dan yang namanya mencuri itu hukumnya HARAM.
Malah
mencuri itu bahkan sedikit lebih baik dibanding mencontek. Lho??? Iya lah,
seseorang mencuri karena esakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika ia
tidak mencuri, mungkin saja ia akan terus kelaparan dan bisa mati. Namun seseorang tidak akan
kelaparan dan tidak akan mati kalau nilai ujiannya jelek.
See???
Tapi
tetap aja, yang namanya mencuri maupun mencontek itu DOSA !!
2. Memaksa
Yang
ini tuh parah. Udah minta contekan, maksa pula itu. Dan si korban pun tanpa
daya terpaksa memberikan contekan kepada tersangka. Ini tuh kalau di kehidupan
sehari-hari sama dengan MERAMPOK atau MENJAMBRET.
Alasan
si korban memberikan jawaban pun macam-macam. Ada yang terpaksa, ada yang
kasian.Walaaaah...!
Saran
buat yang sering jadi korban : jangan mau deh memberi contekan, apalagi karena
iba. Masing-masing dari kita itu udah diberi Kemampuan oleh Allah swt untuk
belajar. Dasar si tersangka ini aja yang males usaha.
2. Saling
memberi contekan
Istilah
ilmiahnya simbiosis mutualisme. Saling bertukar jawaban, saling mengambil
keuntungan. Kalau ini sih nggak ada azas keterpaksaan, semua dilakukan karena
kerelaan dan kesadaran sendiri. Alasannya adalah rasa SOLIDARITAS. Heeeeyy..
wake up Bro! Rasa solidaritas itu bukan digunakan dalam keburukan.
Firman
Allah SWT :”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa
dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
dalam hukuman-Nya.” (Q.S
Al-Maidah (5) : 2)
- Mengopek
Mengopek
adalah sejenis kegiatan dimana si Tersangka berbuat curang dengan melihat
catatan, slide, atau bahkan Diktat kuliah. Whattt?? Diktat?? Nekad banget tuh orang
yaa. Tapi ini beneran ada lhoo. Cungguh deh.
Teknik
kopekologi ini pun beragam, mulai dari mencatat di kertas kecil dengan tulisan
super duper halus (dijamin deh yang baca minus matanya langsung nambah), fotokopi perkecil slide bahan kuliah dengan
skala 1:1000, menyimpan dokumen/foto bahan kulih di hape, sampai langsung
membuka diktat pada saat ujian yang jelas-jelas CLOSE BOOK!!
- Searching jawaban di internet
Hari gini siapa sih yang gapunya henpon??? Apalagi yang namanya
mahasiswa, semua punya hape. Mulai dari SenterPhone (hape yang ada senternya)
sampe SmartPhone (Android, Blackberry, iphone). Tapi sayangnya gak semua
mahasiswa yg punya smartphone itu smart juga. Hapenya doang yang smart,
orangnya KAGAK!! Buktinya pas ujian gini
banyak tuh yang memanfaatkan smartphone-nya untuk bertanya ama Mbah Google.
Makanya sekarang itu jadi muncul istilah “Stupid people with a
smartphone”
Mbah google mungkin emang tau jawaban dari soal ujian antum, tapi antum
jangan lupa bahwa ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALA SESUATU, termasuk perbuatan
tidak terpuji yang antum lakukan!
Lantas apa sih hukumnya mencontek/mengopek/googling pada saat ujian?
Memangnya ada ya ayat di alquran atau hadis yang berisi tentang larangan
mencontek/mengopek/googling pada saat ujian??
Memang tidak ada ayat di Alquran maupun hadis yang melarang secara
langsung, tapi secara tidak langsung banyak.
Salah satunya yaitu seperti yang diriwayatkan oleh Abu hurairah RA, bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda “man ghasysya fa-laisa minnii - Barangsiapa berbuat
curang maka ia bukan golongan kami.” (HR Muslim).
Pengertian
tindakan curang (al-ghisy) adalah menampakkan sesuatu yang tak sesuai
dengan faktanya (izh-haru ghair al-haqiqah), atau menampakkan sesuatu
secara berbeda dengan apa yang disembunyikan. (Rawwas Qal’ahjie, Mu’jam
Lughah Al-Fuqaha`, hlm. 252; Ibrahim Anis dkk, Al-Mu’jam Al-Wasith,
hlm. 652).
Haram
hukumnya seorang murid berbuat curang dalam ujian bagaimana pun bentuk dan
caranya, misalnya bekerjasama dengan teman, mengintip catatan, menerima jawaban
lewat SMS, termasuk mendapat bantuan guru. Semuanya termasuk tindakan curang (al-ghisy)
yang diharamkan.
Tuh kaaan...
kalo antum nekad berbuat curang pada saat ujian hanya untuk mendapatkan nilai
bagus, berarti antum bukan termasuk golongan Rasulullah. Lantas golongan siapa
dong?? GOLONGAN SYAITAN jawabannya.
Berbuat
curang pada saat ujian selain HARAM juga termasuk tindakan menipu diri sendiri,
menipu dosen, dan menipu ALLAH SWT juga. Tapi jarang sekali orang yang
menyadari hal ini. Dengan berbuat curang pas ujian secara tidak langsung
membatasi kemampuan otak untuk bekerja dengan bersih dan jujur dan itu sama
dengan tidak bersyukur kepada Allah swt yang telah menganugrahkan akal dan
fikiran kepada kita.
“Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka
tidak sadar.” (Q.S Al-Baqarah : 9)
Naaaah...
sekarang udah tau kan kalau berbuat curang pas ujian itu hukumnya HARAM dan dosa??
Makanya
mulai sekarang coba dijauhi deh perbuatan tidak terpuji yang sudah dianggap
biasa itu. Wajar itu kan katanya orang-orang. Tapi itu sama sekali nggak
syar’i.
Sebuah hadits Arbain Nawawiyah bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, yang
artinya “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang
menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa
dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.”
(H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Iman Ad-Darani)
Kalau udah terlanjur pernah berbuat gitu,
segera deh Taubat Nasuha. Mohon Ampun sama Allah dan janji gak akan
mengulanginya lagi.
Kalau kita
mengetahui bahwa ada teman kita yang berbuat curang gimana dong??
Sebaiknya kita
nasehatin aja tuh teman kita. kita harus mencegah ia berbuat curang, jangan
didiamkan saja.
Rasulullah
saw bersabda “ Demi Tuhan yang diriku
ditanganmu (orang yang menguasai diriku) hendaklah
kamu menyuruh orang berbuat baik dan hendaklah kamu mencegah orang yang hendak
berbuat kejahatan kalau tidak tentu telah dekat masanya allah akan mengirim
siksa atasmu lalu (waktu itu) kamu mohon pertolongan (berdoa) maka allah tidak
akan mengabulkan permohonan itu “
(hr. Turmudzi dari hudzaifah)
(hr. Turmudzi dari hudzaifah)
Terus kalau si kawan itu gak mau dengar nasehat dan tetap nekad gimana
dong?? Yaaa.. didoakan saja lah supaya ia segera disadarkan dan diberi hidayah
oleh Allah swt.
“Barang siapa di antara kamu melihat
perbuatan yang mungkar (dilarang syara’) maka
hendaklah ia merubahnya (memberantasnya) dengan kekuatan tangan, maka jika ia
tidak sangguphendaklah ia ubah dengan kemampuan lidahnya dan ia tak sanggup
pulamaka hendaklah diingkarinya dengan hatinya dan itulah selemah – lemah iman”(hr. Muslim dari abu sa’id al – khudri)
Kalau kita
ujian dengan jujur, dengan usaha sendiri, tuh hasilnya luar biasa banget deh pokoknya.
Ada rasa puas yang nggak bisa digambarkan. Dijamin deh Nggak rugi kok kalau
kita jujur. Sebab untuk mencapai sesuatu yang baik harus dilakukan dengan cara
yang baik pula. Termasuk untuk memperoleh nilai yang baik dan IP Cumlaude maka
harus dilakukan dengan jujur dan bersih pada saat ujian, bukan dengan
menghalalkan segala cara-apalagi yang dilarang oleh Allah swt-
Allah Swt
berfirman “Dan jika kamu berbuat kebaikan, maka
kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kamu
sendiri yang akan menderita”. (Q.S Al-Isra: 7)
Okesip, sekian
serba serbi UTS kali ini. UTS juga udah berakhir kan?? Semoga hasil yang kita
peroleh memuaskan dan semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi renungan
untuk kita semua.
Syukran
_Ryrien Indriyati_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar