Minggu, 18 November 2012

UJIAN TIBA, KEJUJURAN MAHASISWA DIUJI !!!




Di kalangan pelajar atau mahasiswa, mencontek, mengopek, copy paste, itu udah biasa. Bahkan dianggap wajar, tanpa ada rasa bersalah ketika melakukannya. Lantas bagaimana hukum Islam menanggapi hal yang dianggap ‘Wajar’ oleh kalangan berpendidikan ini??

Apasajakah tipe-tipe kecurangan ketika ujian? Berikut ringkasannya :


  • Mencontek
Mencontek adalah kegiatan melihat lalu menyalin jawaban teman ke lembar jawaban pribadi. Caranya beraneka ragam. 

      1. Mencontek secara sembunyi-sembunyi
Dalam kasus ini tersangka pencontekan diam-diam mengintip lembar jawaban dan si korban yang dicontek tidak tahu bahwa ia sedang dicontek.
Ini tuh sama dengan MENCURI. Dan yang namanya mencuri itu hukumnya HARAM.
Malah mencuri itu bahkan sedikit lebih baik dibanding mencontek. Lho??? Iya lah, seseorang mencuri karena esakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika ia tidak mencuri, mungkin saja ia akan terus kelaparan dan bisa mati. Namun seseorang tidak akan kelaparan dan tidak akan mati kalau nilai ujiannya jelek. See???
Tapi tetap aja, yang namanya mencuri maupun mencontek itu DOSA !!

2. Memaksa 
Yang ini tuh parah. Udah minta contekan, maksa pula itu. Dan si korban pun tanpa daya terpaksa memberikan contekan kepada tersangka. Ini tuh kalau di kehidupan sehari-hari sama dengan MERAMPOK atau MENJAMBRET.
Alasan si korban memberikan jawaban pun macam-macam. Ada yang terpaksa, ada yang kasian.Walaaaah...!
Saran buat yang sering jadi korban : jangan mau deh memberi contekan, apalagi karena iba. Masing-masing dari kita itu udah diberi Kemampuan oleh Allah swt untuk belajar. Dasar si tersangka ini aja yang males usaha.

         2. Saling memberi contekan
Istilah ilmiahnya simbiosis mutualisme. Saling bertukar jawaban, saling mengambil keuntungan. Kalau ini sih nggak ada azas keterpaksaan, semua dilakukan karena kerelaan dan kesadaran sendiri. Alasannya adalah rasa SOLIDARITAS. Heeeeyy.. wake up Bro! Rasa solidaritas itu bukan digunakan dalam keburukan.
Firman Allah SWT :”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan  janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.” (Q.S Al-Maidah (5) : 2)

  •  Mengopek
Mengopek adalah sejenis kegiatan dimana si Tersangka berbuat curang dengan melihat catatan, slide, atau bahkan Diktat kuliah. Whattt?? Diktat?? Nekad banget tuh orang yaa. Tapi ini beneran ada lhoo. Cungguh deh.
Teknik kopekologi ini pun beragam, mulai dari mencatat di kertas kecil dengan tulisan super duper halus (dijamin deh yang baca minus matanya langsung nambah),  fotokopi perkecil slide bahan kuliah dengan skala 1:1000, menyimpan dokumen/foto bahan kulih di hape, sampai langsung membuka diktat pada saat ujian yang jelas-jelas CLOSE BOOK!!

  • Searching jawaban di internet
Hari gini siapa sih yang gapunya henpon??? Apalagi yang namanya mahasiswa, semua punya hape. Mulai dari SenterPhone (hape yang ada senternya) sampe SmartPhone (Android, Blackberry, iphone). Tapi sayangnya gak semua mahasiswa yg punya smartphone itu smart juga. Hapenya doang yang smart, orangnya KAGAK!!  Buktinya pas ujian gini banyak tuh yang memanfaatkan smartphone-nya untuk bertanya ama Mbah Google.
Makanya sekarang itu jadi muncul istilah “Stupid people with a smartphone”
Mbah google mungkin emang tau jawaban dari soal ujian antum, tapi antum jangan lupa bahwa ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALA SESUATU, termasuk perbuatan tidak terpuji yang antum lakukan!







Lantas apa sih hukumnya mencontek/mengopek/googling pada saat ujian? Memangnya ada ya ayat di alquran atau hadis yang berisi tentang larangan mencontek/mengopek/googling pada saat ujian??
Memang tidak ada ayat di Alquran maupun hadis yang melarang secara langsung, tapi secara tidak langsung banyak.
Salah satunya yaitu seperti yang diriwayatkan oleh Abu hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda “man ghasysya fa-laisa minnii - Barangsiapa berbuat curang maka ia bukan golongan kami.” (HR Muslim).

Pengertian tindakan curang (al-ghisy) adalah menampakkan sesuatu yang tak sesuai dengan faktanya (izh-haru ghair al-haqiqah), atau menampakkan sesuatu secara berbeda dengan apa yang disembunyikan. (Rawwas Qal’ahjie, Mu’jam Lughah Al-Fuqaha`, hlm. 252; Ibrahim Anis dkk, Al-Mu’jam Al-Wasith, hlm. 652).

Haram hukumnya seorang murid berbuat curang dalam ujian bagaimana pun bentuk dan caranya, misalnya bekerjasama dengan teman, mengintip catatan, menerima jawaban lewat SMS, termasuk mendapat bantuan guru. Semuanya termasuk tindakan curang (al-ghisy) yang diharamkan.

Tuh kaaan... kalo antum nekad berbuat curang pada saat ujian hanya untuk mendapatkan nilai bagus, berarti antum bukan termasuk golongan Rasulullah. Lantas golongan siapa dong?? GOLONGAN SYAITAN jawabannya.

Berbuat curang pada saat ujian selain HARAM juga termasuk tindakan menipu diri sendiri, menipu dosen, dan menipu ALLAH SWT juga. Tapi jarang sekali orang yang menyadari hal ini. Dengan berbuat curang pas ujian secara tidak langsung membatasi kemampuan otak untuk bekerja dengan bersih dan jujur dan itu sama dengan tidak bersyukur kepada Allah swt yang telah menganugrahkan akal dan fikiran kepada kita.

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (Q.S Al-Baqarah : 9)

Naaaah... sekarang udah tau kan kalau berbuat curang pas ujian itu hukumnya HARAM  dan dosa??
Makanya mulai sekarang coba dijauhi deh perbuatan tidak terpuji yang sudah dianggap biasa itu. Wajar itu kan katanya orang-orang. Tapi itu sama sekali nggak syar’i.

Sebuah hadits Arbain Nawawiyah bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, yang artinya “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Iman Ad-Darani)

 Kalau udah terlanjur pernah berbuat gitu, segera deh Taubat Nasuha. Mohon Ampun sama Allah dan janji gak akan mengulanginya lagi.

Kalau kita mengetahui bahwa ada teman kita yang berbuat curang gimana dong??
Sebaiknya kita nasehatin aja tuh teman kita. kita harus mencegah ia berbuat curang, jangan didiamkan saja.
Rasulullah saw bersabda “ Demi Tuhan yang diriku ditanganmu (orang yang menguasai diriku) hendaklah kamu menyuruh orang berbuat baik dan hendaklah kamu mencegah orang yang hendak berbuat kejahatan kalau tidak tentu telah dekat masanya allah akan mengirim siksa atasmu lalu (waktu itu) kamu mohon pertolongan (berdoa) maka allah tidak akan mengabulkan permohonan itu “
(hr. Turmudzi dari hudzaifah)

Terus kalau si kawan itu gak mau dengar nasehat dan tetap nekad gimana dong?? Yaaa.. didoakan saja lah supaya ia segera disadarkan dan diberi hidayah oleh Allah swt.

“Barang siapa di antara kamu melihat perbuatan yang mungkar (dilarang syara’) maka hendaklah ia merubahnya (memberantasnya) dengan kekuatan tangan, maka jika ia tidak sangguphendaklah ia ubah dengan kemampuan lidahnya dan ia tak sanggup pulamaka hendaklah diingkarinya dengan hatinya dan itulah selemah – lemah iman”(hr. Muslim dari abu sa’id al – khudri)


Kalau kita ujian dengan jujur, dengan usaha sendiri, tuh hasilnya luar biasa banget deh pokoknya. Ada rasa puas yang nggak bisa digambarkan. Dijamin deh Nggak rugi kok kalau kita jujur. Sebab untuk mencapai sesuatu yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Termasuk untuk memperoleh nilai yang baik dan IP Cumlaude maka harus dilakukan dengan jujur dan bersih pada saat ujian, bukan dengan menghalalkan segala cara-apalagi yang dilarang oleh Allah swt-

Allah Swt berfirman “Dan jika kamu berbuat kebaikan, maka kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kamu sendiri yang akan menderita”. (Q.S  Al-Isra: 7)

Okesip, sekian serba serbi UTS kali ini. UTS juga udah berakhir kan?? Semoga hasil yang kita peroleh memuaskan dan semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi renungan untuk kita semua.

Syukran

 _Ryrien Indriyati_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar